Growth Era: Refleksi Q3 2023

Triwulan Penuh Pertumbuhan

Rakean Radya Al Barra
8 min readSep 29, 2023
Photo by Markus Spiske on Unsplash

Setelah menyelesaikan semester genap dan magang eFishery di pertengahan-menuju-akhir Juni kemarin, aku menyadari bahwa liburanku cukup leluasa (baca: gabut). Ukuran leluasa ini tentu saja relatif karena pada saat itu, teman-teman seangkatanku banyaknya sedang kerja praktik atau magang wajib, sementara aku belum bisa karena beberapa batasan administratif akibat meng-IISMA-kan diri.

Dengan begitu, aku memutuskan untuk menggunakan waktunya agar dapat cukup menyuburkan tanah sekitar supaya diri dapat tumbuh menjulang menggapai angkasa.

// sebagai disclaimer, tidak seperti tulisan lainnya, artikel ini sepertinya lebih diperuntukkan untukku sendiri dan banyak ngalor-ngidul tentang serba-serbi pribadi. silakan dilewati, tetapi barangkali ada manfaat yang bisa kamu petik tuk refleksi //

Tema-Tema Besar (dan Firsts!) Q3

Aku melabeli tiga bulan dalam triwulan ini dengan temanya masing-masing agar setidaknya sedikit berarah.

Juli aku rancang sebagai life reset dan awalan yang segar, Agustus sebagai transisi menuju perkuliahan dan waktu untuk squeeze in kesempatan jalan-jalan terakhir, dan terakhir September sebagai prototipe kehidupan sehari-hari yang balanced untuk ke depannya.

Itu baru rencananya, sih. Dalam pelaksanaannya, secara keseluruhan, aku amat sangat puas dengan triwulan ini, terlepas dari banyak ketidaksempurnaan dari berbagai aspek. Cuman, bagiku, Q3 ini menjadi bukti bahwa bisa ada perubahan signifikan hanya dari sekadar memberikan sedikit ‘arah’ pada diri sendiri.

Sejak Juni, aku menggaung-gaungkan dan benar-benar mempercayai bahwa Q3 ini akan menjadi “Growth Era”, dan itu melekat pada keputusan-keputusanku hingga menjadi kenyataan. Haha, seru juga menipu diri sendiri dalam kebaikan.

“Terus tiga bulan ini sebenernya ngapain aja Rak?”

Beberapa dari temanku melontarkan pertanyaan yang sama, yang rasanya sulit aku artikulasi jawabannya dengan cukup spesifik karena hal yang kulakukan benar-benar banyak dan benar-benar baru.

Jadi mungkin secara ringkas aku coba run through beberapa firsts atau hal-hal besar yang betul-betul pertama kali kulakukan dalam triwulan ini.

Firsts!

Firsts bulan Juli cukup seru dan mostly berputar di satu perjalanan besar. Dari sekitar Idul Adha, aku melakukan pengembaraan ke daerah rural selama tiga minggu sekaligus membatasi penggunaan HP menjadi seminggu sekali. Dengan begitu, aku rasa aku cukup sukses dalam me-reset segala macam hal tentang hidupku. Contohnya, keresahan-keresahan yang masih mengawang abstrak rasanya bisa lebih mudah kuselesaikan. Aku pun terpisah cukup lama dari hiruk-pikuk Bandung dan Itebe, sehingga bisa mengistirahatkan pikiran dan lebih leluasa memikirkan peran diri tanpa pengaruh lingkungan sekitar.

Bulan Juli ini pertama kalinya juga aku menonton film dalam format IMAX (Oppenheimer pula!) bersama sohib-sohib dekat, sampai rela jauh-jauh PP ke Jakarta. Dan besoknya, aku langsung menjadi panitia lapangan dari nikahan kating, yang menjadi pertama kalinya aku bertugas sebagai LO penghulu sekaligus penjaga meja registrasi. Tak lama kemudian, tiba pertama kalinya aku terjun ke SMAN 5 sebagai koordinator Dewan Alumni ekskul rohis Nurul Khomsah dan juga pertama kalinya aku muncak Gunung Manglayang (berdua bersama adik cewek, nyasar pula!).

Kalau Juli aja sedinamis itu, Agustus jauh melampauinya. Sebagai bulan yang memang disengaja untuk menghabiskan jatah bermain, Agustuslah pertama kalinya aku menapaki puncak Gunung Merbabu via Suwanting, menikmati panorama Gunung Papandayan, dan merasakan sensasi private pool alami ala Sanghyang Heuleut. Menjadi kali pertama juga aku mengikuti acara-acara policy dialogue di Jakarta, tentu atas ajakan Kang Ilham Nugraha, diselangi dengan manis oleh kali pertama di hidupku menonton konser Tulus (bersama presiden dan menteri-menteri pula, di LPDP Fest). Aku pun merasakan nikmatnya pemasukan freelance pertamaku sebagai video journalist untuk media kecil.

Menjelang dan masuk kuliah tak kalah seru. Aku pertama kali merasakan dinamika-dinamika berhimpun sebagai kadiv di Keluarga Mahasiswa Teknik Industri, menjadi pemateri ospek jurusan lain, hingga bahkan ikut memastikan keterlaksanaan (dan mengimami) shalat di OSKM, orientasi mahasiswa baru-nya ITB. Agustus pun ditutup dengan pertama kalinya meng-handle tim media untuk meliputi acara OSN, khususnya di pelaksanaan olimpiade bidang matematika. Agustus 2023 benar-benar a dream come true yang takkan terbayang oleh Rakean versi SMA.

Lalu datanglah September dengan pertama kalinya bisa bertanya langsung ke Pak Gita Wirjawan di seminar kampus, pertama kalinya merasakan ke-keos-annya Semester 7 (yang isinya mata kuliah Semester 5) dengan Praktikum Manajemen Rekayasa-nya, dan juga pertama kalinya sebuah tulisanku mencapai lebih dari 50 clappers dan 400 pembaca unik. Selebihnya, firsts-nya September tersebar dalam kebaruan-kebaruan kecil yang kutemui dalam dinamika hidup sebagai mahasiswa tingkat akhir, yang semakin sini harus semakin dewasa.

sefruit planning

Phew! That was a mouthful!

Selanjutnya, dalam tulisan ini, aku akan mengajak teman-teman untuk ikut menyelam rangkai refleksi triwulan ini, sembari menggunakan beberapa tools evaluasi dengan harapan mungkin satu atau dua (atau lima? tujuh? tiga puluh?) orang di sini terinspirasi dan mempunyai referensi untuk melakukan yang serupa secara berkala.

Four Burners in Q3

Menurut Four Burners Theory, hidup bisa kita bayangkan sebagai kompor dengan empat pembakar. Masing-masingnya merepresentasikan satu bagian penting dalam hidup: keluarga, teman, kesehatan, dan pekerjaan. Akan tetapi, dengan gas yang terbatas, menjadi sulit bagi kita untuk menyalakan kesemuanya.

Aku rasa teori empat burners ini agak terlalu simplistik untuk hidup yang juga rasanya dipenuhi hal lain, tapi bisa jadi itu semua turunan dari “pekerjaan” — termasuk hobi, freelancing, dan kehidupan organisasi di luar “pekerjaan” sebagai mahasiswa.

Pemikiran seperti ini membuatku sadar betapa panasnya burner “pekerjaan” selama Q3 ini. Dan itu membuatku tertegun karena ternyata aku se-‘egois’ itu wkwk. Hal-hal “pekerjaan” berdalih eksplorasi yang begitu fulfilling seperti kemahasiswaanku, hobi-hobiku, dan perjalanan-perjalananku yang kuklaim sebagai jalur untuk berkontribusi dan beribadah nyatanya mengaburkan pandanganku terhadap burner lain yang sebetulnya ada di depan mata.

Apakah itu benar? Atau apakah itu pengorbanan yang semestinya?

Apa cukup insidentalnya momen-momen di bulan Agustus sebagai pemenuh ‘jatah nyala’ dari burner pertemanan? Atau seharusnya itu senantiasa menyala dengan api sedang? Aku sulit menemukan saat-saat aku benar-benar menjadi ‘teman baik’ dalam Q3 ini, terlepas dari konteks pekerjaan. Dan itu rasanya perlu ditilik.

Apalagi yang keluarga, yang apinya mungil nan memalukan. Apa cukup menjadi sulung yang bare minimum? Dan emangnya iya udah bare mininum? Wkwkwk.

Lalu untuk kesehatan, rasanya burner tersebut nyala-mati-nyala-mati. Juli dan Agustus, aku cukup sistematis dalam persoalan nutrisi dan olahraga — sampai-sampai aku kaget dengan ke-fit-an sendiri saat sempat meng-alam tiap weekend. September mengubah itu dengan meningkatnya intensitas perkuliahan, per-himpunan-an, dan lain sebagainya, sampai-sampai alokasi slot olahraga di Google Calendar-ku tersisa sebagai formalitas yang kerap diisi hal lain.

Ujung dari Q3 ini rasanya seperti menakhodai kapal yang penuh dengan muatan di perairan tenang ber-view indah. Saking enaknya, aku menikmatinya dengan mengebut — dengan penuh kesadaran bahwa badai atau rintangan apapun bisa cepat membuat celaka.

Keosnya seru, keosnya lancar: for now. Supaya masih bisa berlayar dengan baik, Q4 nanti aku harus memelankan laju sembari memertimbangkan mengurangi muatan.

Sailboat Retrospective in Q3

Analogi di bagian sebelumnya itu sebenarnya bridging untuk retrospektif selanjutnya. Sailboat Retrospective adalah tools untuk membantu mengklarifikasi berbagai faktor yang berpengaruh dalam suatu rentang waktu.

Island, tujuan:

  • simply, “Growth”

Wind, faktor pembantu:

  • Detoks medsos di awal triwulan, yang benar-benar membuat pikiran jernih.
  • Menulis! Bagiku menulis udah berkembang menjadi suatu kebutuhan, yang secara kebetulan bisa juga bermanfaat buat orang secara luas.
  • HVT atau high value trips. Outputnya — baik secara hikmah, hal tangible, maupun sensasi — bisa amat sangat mengakselerasi growth.
  • Uang wkwk. Ternyata peluang membuka peluang penghasilan yang membuka peluang lagi. Pertumbuhan yang efektif terkadang mahal, dan itu mesti diperjuangkan.

Anchor, faktor penghambat:

  • Masih belum sepenuhnya nyaman dengan menjadi ‘sendiri’ dalam berbagai aspek, terpengaruh FOMO, peer pressure, dan lainnya. Walaupun ini jauh lebih tidak menghambat daripada sebelumnya, aku masih merasa ini bisa di-improve.
  • Sempat demam dan pusing berkepanjangan yang jujur mengganggu.
  • Aku ngabisin terlalu banyak waktu di Twitter kayaknya hahaha
  • Lawannya uang ya poor financial management. Aku merasa aku kurang mengatur ini dengan deliberate sehingga belum betul-betul memaksimalkan

Sun, yang bikin senang:

  • Matahari tercerah di konteks ini tentu teman-teman dan keluarga yang membuat bahagia sepanjang perjalanan — termasuk juga komunitas kecil dan anybody who happens to have dropped by this Medium account. Hatur nuhun y’all :)
  • Aku tiba-tiba jadi seneng motret yang sedikit lebih serius, dan itu brings me joy :D

Reef, resiko masa depan:

  • Kalau terus-terusan begadang dan pergi-pagi-pulang-pagi, kayaknya kesehatan akan menjadi masalah — terlebih saat ini sudah jarang olahraga rutin (dan Saraga ditutup tempat larinya argh!!!)
  • Aku belum begitu menyediakan perhatian personal kepada orang-orang yang terlibat dalam berbagai pekerjaanku saat ini, khususnya staf-staf di divisiku hehe.
  • Sebentar lagi, langganan Adobe-ku akan expire, jadi sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan betul :)

Sejauh pemikiran dangkalku, itu hal-hal yang secara umum ada dalam pelayaran Q3-ku.

Q3’s Pareto

Lalu saatnya bertanya ke diri sendiri, “Apa 20% dari usaha yang menghasilkan 80% dari output di Q3 ini?”

Aku rasa kuncinya adalah inisiatif. Value creation terbesarku di Q3 ini tidak berasal dari begadang hingga larut malam untuk mengerjakan tugas, loncat-loncat dari kerkom ke kerkom dan rapat ke rapat, atau bahkan langkah-langkah akhir menuju puncak gunung.

Banyak hal di firsts yang kuuraikan di atas asalnya dari inisiatifku sendiri, yang lalu kurangkai menjadi narasi yang convincing agar orang ikut semangat play a part. Aku sangat bersyukur keberanian dan ke-gaskeun-an untuk memulai yang se-‘sepele’ itu bisa membuahkan pengalaman-pengalaman luar biasa.

Apa Kata Orang (dan Anonim)?

360 degree feedback: masukan dari segala arah

Aku telah cukup lama mengumpulkan suara massa tentangku di form “Pesan untuk Rakean”. Sepuluh hari menjelang akhir September, aku meng-up kembali form ini kepada khalayak luas sembari juga bertanya-tanya ke teman-temanku tentang evaluasi, kritik, dan saran atas diriku di tiga bulan terakhir ini.

Di Form, ada yang menyemangati, memintaku terus menulis, dan juga mengomentari kejutekanku wkwk maap. Secara umum, di situ banyak yang mengapresiasi arahku sejauh ini, jadi sepertinya trajektorinya lumayan oke. Secara spesifik, banyak yang menyinggung tulisanku di Medium ini, yang cukup surprising bagiku karena aku tak mengira orang-orang se-membaca itu. Aight, I’m gonna keep writing then!

Kalau dari teman-temanku, banyak yang bilang aku berubah menjadi ‘anak himpunan banget’ hahaha. Walau itu tidak sepenuhnya salah, simplifikasi komentar menjadi ‘sebatas’ itu menunjukkan bahwa aku menjadi jarang berinteraksi kembali secara berarti dengan orang-orang yang berperan di triwulan-triwulan sebelumnya hahaha. Hal ini kucoba konfirmasi, dan ada benarnya juga. Mungkin artinya aku memang jarang lebih dari sekedar menyapa kembali orang-orang yang dahulu berperan. Gotta fix that then hehe.

Makasih buat semua orang yang memberikan feedback; sungguh sangat berarti! ^^

Berikut ada 48 potretan dari keseruan Q3, to prove that it was that fun hahaha. Dan karena terkadang foto dari kamera terkesan agak terlalu ‘lebay’, berikut aku sertakan footage random dari HP yang masih tetap menggambarkannya secara (lumayan) apa adanya.

more than grateful; can’t believe all this (and more!) happened in only three months!

Thanks for the awesome quarter! Here’s to Q4: Bloom Era.

--

--