Nyesel Ga Ngambil Anggur Gratisan di MIT

Rakean Radya Al Barra
4 min readDec 8, 2022

--

em ai ti

Anggur ya ges bukan wine. Dan iya, MIT yang kampus warbyasah itu.

Lah, teros kenapa ada anggur gratisan di MIT? Mana saia tau, saia mah cuman numpang shalat maghrib.

Ceritanya gini. Pada suatu sore, aku yang kelaparan dan lelah bersenja di sungai Charles memutuskan untuk numpang shalat maghrib di MIT. Setelah nyusup-nyusup seperti biasa (alias ngikutin civitas MIT random yang beneran bawa kartu akses) aku sampai juga di ruangan Musholla MIT.

Tepat di depan pintunya ada keranjang yang isinya beragam barang. Ada macam-macam sabun, sayuran, dan juga anggur hijau berikat-ikat. Lebih menariknya lagi ada tulisan Free for Everyone.

Karena aku anggap aku termasuk everyone (kalo ngga apa dong ya), tanpa segan aku mendekati keranjangnya. Masuklah satu-dua kemasan kecil sabun cuci muka ke tasku. Dan — hap — masuklah satu-dua anggur ke mulutku. Wah ngeunah euy. Seedless pula. Terlintas dalam benak untuk mengambil minimal satu ikat. Tapi aku mengabaikan kemungkinan itu dan masuk ke musholla.

Setelah menunggu beberapa saat, aku shalat maghrib berjamaah bersama mahasiswa-mahasiswa yang kemungkinan besar sekian kali lipat lebih pintar dariku dan menikmati suasana sepi di musholla MIT. Si anggur hilang sama sekali dari pikiran. Aku menyibukkan diri dengan melirik-lirik rak buku dan mading yang berada di musholla dan membanding-bandingkannya dengan musholla di Indonesia.

Sekian menit kemudian, saat aku keluar dan mengenakan sepatu, ternyata sang keranjang sudah kosong. Lenyaplah anggur-anggur itu.

Noooooo

Padahal, sebagai musafir semi-bokek di daerah Boston Raya yang seharian hampir gak makan sama sekali, anggur gratis tentu akan amat sangat menyegarkan dan siapa tau kalo dua iket mengenyangkan. Padahal, udah di-taste test; enak pula! Padahal… Heuheu.

Lah gitu doang? Terus pentingnya apa Rak? Perasaan lebih fantastis cerita bookstore di DC!

Emang sih. This is lazy writing. Tapi pentingnya, cerita random ini bikin inget kalo si padahal-padahal dan perandaian lainnya ga mungkin muncul kalo iket anggurnya aku ambil sejak awal. Aku dikasih kesempatan manis tanpa penghalang apapun dan gak diambil.

Kalo ditanya logikanya kenapa ga ngambil ga bisa ngejawab sih, soalnya emang ga ada logikanya. Cuma berhenti di ngeh-bahwa-kesempatan-itu-ada, tapi ga act on it.

Dan kalo dipikir-pikir, hal ini mungkin berlaku buat kasus yang jauh lebih serius dari sekedar buah-buahan gratis.

So I’ll repeat it: Cuma berhenti di ngeh-bahwa-kesempatan-itu-ada, tapi ga act on it.

Tawaran jabatan kepanitiaan, info kajian Bandung, video YouTube menarik, iklan produk di Instagram, de el el mungkin beberapa contoh. Terus kalau semuanya diambil berarti impulsif dong? Jadi yes man atuh!

Bukan gituu. Poinnya bukan ngambil semuanya tanpa mikir (kan ga muat juga kalo semua anggur aku masukin tas, terus kalo dipaksa ya kegencet trs ga enak lagi malah jadi jus). Poinnya adalah biar ga berhenti di ngeh, tapi seengganya bener-bener dipertimbangin. Pikiran dan hati senantiasa terbuka secara sadar untuk beragam kesempatan. Berlaku umum.

Dan aku yang sering menganggap diri sendiri oportunis (i.e. impulsif pars gelo) pun ternyata masih ga sepenuhnya bener-bener sadar terhadap semua peluang, terbukti dengan penyesalan atas gagal tercapainya mimpiku mengambil anggur delicious itu.

Berhubungan lagi dengan MIT, aku pernah mendengar dari seorang alumni MIT sefruit tips yang paling ampuh untuk keterima di MIT.

Tips paling ampuh untuk masuk MIT adalah daftar MIT. Karena orang yang ga daftar MIT ga pernah masuk MIT.

Agak ngeselin y tipsny, sgt tdk obvious skl 👍🏼. Tapi ada benarnya. Bisa jadi orang pinter banget yang berhak skali atas MIT tereliminasi seleksi cuma karena dia berhenti di ngeh lalu terlalu males buat dipertimbangin sebagai peluang yang beneran. (Ada juga faktor tereliminasi karena ga daftar karena kurang percaya diri dan lainnya, tapi bukan itu bahasan artikel ini)

Jadi ketika kesempatan itu datang dan sebenernya ga ada penghalang apa-apa, jangan berhenti di ngeh. Jangan males buat sadar karena ngerasa nyaman sama keadaan sekarang. Jangan nyesel karena ga ngambil anggur gratisan.

Karena, inisiatif dan keterbukaan terhadap peluang bisa membuka berbagai jendela baru. Dan layaknya keberhasilan meraih seiket anggur gratisan, siapa tau berbuah manis.

--

--

Rakean Radya Al Barra
Rakean Radya Al Barra

Written by Rakean Radya Al Barra

ngumbara rasa; berbagi tiap jumat pukul 10 WIB

No responses yet