Pecundang Angkuhnya Sheila on 7

Rakean Radya Al Barra
3 min readApr 6, 2023

--

sakola kuring

Kelas 11 SMA, di tengah badai jamkos tyda jelas, si Rajji teman sebangkuku rajin ngajak nontonin video-video live SO7. Walaupun sebelumnya "lagu-lagu Borma" macem tu sebenernya not my taste, lama-lama aku jadi demen juga.

Dari situ jadi mulai denger-denger lagu Indo, barangkali wujud dari reclaiming my lost Indonesian years haha. Dan ketimbang hyper-maskulinitas Dewa atau abstraksi puitis Noah, aku lebih seneng dengan karakteristik lirik SO7.

Karakternya bener-bener menarik: somewhere in between si pecundang yang angkuh dan si jagoan yang cengeng.

Boleh jadi aku melihat diri sendiri.

Karakter yang dilukiskan lirik Eross dan dihidupkan suara Duta adalah sosok pemuda sosoan high-value man di "Terlalu Singkat" yang bahkan sesombong itu untuk meminta maaf saat "Yang Terlewatkan" pergi, seolah bukan dia yang telah dirugikan.

Padahal sebenernya ia cuma hopeless romantic yang meminta "ajari aku tuk jadi Pejantan Tangguh" dari persembunyian; hanya berani menjadi "Pemuja Rahasia" dari sisi gelap yang berekspresi via "Radio". Namun sejatinya hatinya mampu untuk mengekspresikan cinta seserius "Anugerah Terindah", "Kita", dan "Hingga Ujung Waktu", jika memang memungkinkan.

Fundamental si karakter ini dirangkum dengan baik di "Pria Kesepian", yang sedih-keluh-kesah atas kesendiriannya (beserta rekan sesama cupunya) ditutupi ilusi sok pede bahwa itu karena dirinya "terlalu wibawa dan tampan" hahahah dasar.

Tapi ya tentu saja topengnya runtuh ketika dihadapkan dengan kesedihan macam "Mudah Saja", "Betapa", apalagi "Berhenti Berharap".

Menarik skali. Belum lagi bahas narasi tak biasa yang liriknya tawarkan seperti lagu untuk kakak perempuan di "Perhatikan Rani" atau empati untuk teman di "Lihat Dengar Rasakan". Lebih dari sekedar "Dan" dan "Kisah Klasik", SO7 benar-benar menyajikan spektrum cerita hidup tokoh utamanya, yang menerka-nerka jalan terbaik dalam pendewasaan.

Jadi?

Jadi yaa, SO7 telah menemani adulting si saia ini, yang ke-salting-an cupunya tetap tergambarkan oleh "Hari Bersamanya" dari masa ke masa meskipun subjek yang terbayangnya udah berkali-kaliii ganti hahah astaghfirullah. Juga jadi reminder untuk sepenuhnya menikmati lika-liku masa muda bersama para "Sahabat Sejati".

Yak. Panjang juga nulis ginian yang sekali duduk ngetik slese wkwk. Ya intinya band ini seberkesan itu sampe-sampe kalo kemaren "Tunggu Aku di Jakarta" bukan SO7 dan bukan bareng Rajji, ga akan konser-konseran sihh haha it ain't my thing.

tapi petjah sih

Semoga om-om SO7 tetap stay humble, ga banyak drama, dan berkah slaluw. Jalan Terus!

Hidup memang tak semudah waktu kita muda dulu
Panas dingin tak bisa diterka
Strategi hidup bertahan dari
Seleksi Sang Alam

Hidup memang tak seindah waktu kita muda dulu
Umur terindah pasti kan berlalu
Strategi hidup bertahan dari
Seleksi Sang Alam

Panas dingin tak bisa diterka
Panas dingin tak bisa diterka

Belum waktunya kita berhenti
Jangan cepat puas kawan
Bekerja dan terus bekerja
Hingga saat kita tak berguna lagi

Tapi apa pun yang terjadi akan kujalani
Akan kuhadapi dengan segenap hati
Walau ku terluka, memang ku terluka
Tak pernah kulari dari semua ini

--

--